Jumat, 13 Desember 2013

MANFAAT PENGGUNAAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA

A.      MANFAAT PROGRAM VIDEO DALAM PEMBELAJARAN
1.       Definisi Video
Kata video berasal dari kata Latin, “Saya lihat”. Istilah video juga digunakan sebagai singkatan dari videotape, dan juga perekam video serta pemutar video. Video adalah salah satu temuan terbesar manusia di abad 20. Dimulai dari ditemukannya fotografi yang menampilkan citra atau image diam yang identik dengan aslinya kemudian berkembang dengan menampilkan citra bergerak (motion picture). Perkembangan ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi yang kemudian mampu menggabungkan unsur gambar bergerak tadi dengan unsur suara. Lalu disebut sebagai video, yakni gabungan yang harmonis atau sinkron antara visual (gambar bergerak) dengan audio (suara)
Bahan video ini diproduksi dengan merekam objek bergerak sekaligus suaranya dengan menggunakan peralatan yang disebut kamera. Kamera video berfungsi sebagai alat yang mewakili mata manusia untuk menangkap pantulan cahaya sebuah objek dan gelombang suara yang kemudian diproses secara mekanik atau elektronik dan disimpan dengan media seperti pita seluloid, pita magnetis bahkan digital video disc. Video sebagai media komunikasi yang memadukan unsur suara/bunyi dan gambar dengan segala teknik penyiapan yang didasarkan pada derajad kegunaannya (useware), sangat ditentukan oleh penyiapan penggarapan perangkat lunak (software) yaitu materi/pesan dan perangkat keras (hardware) berupa perlatan produksi (Djauhari, 2003).
Pada perkembangan teknologi komunikasi saat ini yang sangat menunjang penggarapan kemasan informasi melalui media audio visual maka beberapa keunggulan sifat video yang dimiliki, yakni fixative, manipulative dan distributif semakin menghadapkan kita sebagai perencana pesan untuk senantiasi kreatif dalam pembuatan kemasan pesan (Djauhari, 2003:3). Keunggulan video yang mampu menampilkan gambar bergerak dan suara merupakan satu daya tarik tersendiri, karena kita mampu menyerap pesan atau informasi dengan menggunakan lebih dari satu indera. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media ini akan meningkatkan tingkat keberhasilan penyampaian materi dan memperkuat apresiasi peserta didik serta memudahkan pengembangan materi terhadap apa yang diajarkan.
Video sebagai salah satu media dalam pengajaran dan pembelajaran menunjukkan dampak yang positif. Video dapat membantu para guru mengetahui satu pendekatan baru yang bisa digunakan untuk menarik minat belajar. Oleh karena itu sedikit banyak video merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi kemerosotan pelajaran dan pembelajaran. Menurut Zubaidah (1997), guru-guru bisa melakukan penyesuaian dan meningkatkan daya kreativitas dalam proses penyampaian isi-isi pengajaran supaya menjadi lebih berkesan dan mudah seiring dengan citarasa dan karakteristik pelajar. Video bersifat interaktif tutoial membimbing peserta didik untuk memahami sebuah materi melalui visualisasi. Peserta didik dapat secara interaktif mengikuti kegiatan praktik sesuai dengan yang diajarkan dalam video . Video mempunyai karakteristik diantaranya adalah :

a)       Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu
b)       Dapat diulang untuk menambah kejelasan
c)       Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat
d)       Mengembangkan pikiran, imajinasi dan pendapat siswa
e)       Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih relistis
f)        Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
g)       Sangat baik menjelaskan suatu proses dan ketrampilan, mampu menunjukkan rangsangan yang sesuai dengan tujuan dan respon yang diharapkan dari siswa
h)       Semua siswa dapat belajar baik yang pandai ataupun yang kurang pandai
i)         Menumbuhkan minat dan motivasi belajar
j)        Penampilan dapat segera dilihat kembali untuk dievaluasi.

2.       Beberapa Jenis Teknik Video
Salah satu media pembelajaran yang menjadikan pembelajaran menjadi menarik dan berkesan adalah dengan video. Teknik video adalah alat elektronik yang melibatkan televisi, pita rekaman dan perekam video. Ada dua jenis pengajaran yang bisa digunakan dalam pengajaran teknik video, yaitu :

a.       Video Pengajaran Terus
Yaitu mengajar di kelas dengan skrin tv secara langsung. Cara ini lebih sesuai untuk peringkat asas dan mendengar. Di dalam VPT hanya terdapat satu bahasa pengantar dan satu pembawa acara di dalam skrin tv yang membimbing pelajar. Di dalam skrin tv akan menonjolkan item-item penting yang akan dipelajari dan terdapat juga arahan yang menerangkan apa yang patut diperhatikan dan dilakukan oleh pelajar untuk menelusuri video tersebut. Dalam VPT, tayangan video itu mempersembahkan bahasa baru dan guru berperan menyusulinya dengan buku dan pits video sebagai latihan dan eksploitasi. Biasanya bahasa yang dipilih, adalah bertujuan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan demikian guru akan mengunakan video sebagai sumber belajar.
b.       Video Sumber
Video sumber tidak mengandungi bahan pengajaran secara terus, tetapi input bahasa yang dipilih masih berdasarkan pelajaran bahasa dan merupakan jenis pengajaran secara tidak langsung. Tujuan sumber video adalah untuk memberi ilustrasi bahasa baru bagi sesuatu tahap tertentu.

Jenis – jenis teknik video :
a)       Pemahaman Mendengar (cloze/listening comphrehension)
Pada jenis ini terdapat berbagai aktivitas yang dijalankan. Para pelajar bisa diberi beberapa skrip narator cerita di dalam video dengan beberapa perkataan yang ditiadakakan. Tugas pelajar ialah mengisi tempat-tempat yang kosong dengan teliti. Sebagai alternatif, peserta didik boleh diminta untuk menjawab soal-soal pemahaman berdasarkan video yang dipertontonkan.
b)       Tayangan Senyap (Silent Viewing)
Audio ditutup dan guru meminta siswa hanya menonton visual yang terdapat pada skrin TV. Siswa dibiarkan menerka apa yang dikatakan pada video yang mereka tonton. Mungkin mereka akan mengalami kesulitan dalam memahami perkataan yang ada dalam video tapi setidaknya mereka mampu memberitahu kata-kata kunci dan frasa.

c)       Tayangan Bersilang (Jigsaw Viewing)
Setiap siswa secara berpasangan duduk saling membelakangi antara satu sama lain. Salah satu dari merreka menghadap monitor TV sebaliknya pasangannya menghadap ke arah sebaliknya. Anak yang tidak melihat video ditanya oleh anak yang melihat video. Misalnya, siapakah orang yang memakai bajju warna hijau? Dimanakah video itu berlaku? Dan sebagainya. Siswa yang menghadap video perlu memberikan opsi jawaban, dan siswa yang bisa menjawab dengan benar dianggap menang.



d)       Tayangan Bersinar dengan Komentar (Jigsaw Viewing With Commentary)
Setiap siswa duduk secara berpasangan dengan belakang membelakangi satu sama lain. Guru memberitahu bahwa siswa yang tidak mengadap skrin TV, harus menjawab soal – soal berdasarkan sekuen video selepas aktivitas itu selesai dan pemenangnya adalah pasangan yang berupaya menjawab yang paling tepat. Kemudia guru menayangkan video dengan menutup audionya, siswa yang menghadap skrin memberi komentar secara langsung tentang apa yang ditayangkan dalam video. Dan pasangannya harus memberi soal-soal untuk mendapatkan maklumat yang lebih banyak.

e)       Pencarian Harta Karun Video (Video Treasure Hunt)
Warna pada skrin dikurangi supaya menjadi gelap dan tak ada apapun dapat dilihat. Sehingga hanya ada perkataan, komentar dan kesan-kesan bunyi yang bisa didengar, siswa diharapkan dapat menerangkan tentang aksi, watak, emosi, obyek dan sebagainya yang mereka rasa ada ditayangan.

f)        Ramalan (Prediction)
Ramalan bisa meliputi semua apa yang akan berlaku sebelumnya dan apa yang kan dikatakan seterusnya. Kedua aktivitas ramalan ini mengharuskan siswa meramal sekuen video yang dihentikan secara tiba-tiba untuk menimbulkan respon lisan atau tulisan terkait dengan apa yang akan terjadi seterusnya. Kemudian untuk mengetahui hasil respun dan pembicaraan – pembicaraan selanjutnya. Siswa akan dipertontonkan jalan cerita sebenarnya dari video.

g)       Ramalan Sebelum (Reverse Prediction)
Aktivitas ini sangat sesuai untuk siswa yang baik penguasaan bahasanya. Dalam aktivs ini, siswa ditunjukkan bagian akhir dari cerita yang ditayangkan video yang pendek. Siswa diminta memberi penjelasan secara lsan dan tertulis bagaimana awal cerita dari akhir video yang ditayangkan. Kemudia siswa mempersembahkan cerita versi mereka. Persembahan bisa dijalankan secara keseluruhan video itu dari awal hingga akhir.

h)       Urutan (Sequencing)
Siswa-siswa diberikan skrip video bertulis yang telah dicampuradukkan. Tugas mereka adalah menyusun skrip itu menjadi benar. Kegiatan ini paling cocok untuk video yang sekuennya menerangkan tentang proses-proses dan melibatkan seorang narator. Cara yang lain yaitu guru menyunting video itu dan mencampuradukkan peristiwa-peristiwa dalam video itu. Kemudian siswa-siswa mendiskusikan tentang bagaimanakah sebenarnya urutan video yang bagus .

3.       Cara Membuat Video untuk pembelajaran
Untuk membuat video dalam rangka pembelajaran, tentunya berbeda dalam pembuatan video untuk keperluan pribadi. M Fausiyah (2008) menjelaskan cara pembuaan video untuk pembelajaran adalah sebagai berikut :
a.       Menetapkan adegan atau tema yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
b.       Mengembangkan tema tersebut dan berusaha untuk membagi-bagi kejadian atau moment menjadi serangkaian bidikan atau serangkaian kejadian yang berurutan. Usahakan natural , agar siswa dapat mengikuti atau merasakan kejadian tersebut.
c.        Kita harus membidik urutan kejadian tersebut dengan berbagai jenis atau ukuran bidikan
d.       Bila akan mengubah atau memotong dua bidikan yang berurutan, hendaknya memberi sisipan bidikan dengan ukuran bidikan yang berbeda mencolok juga dari dua sudut bidik yang berbeda pula
e.        Selain itu, perlu mengantisipasi adegan yang selanjutnya diharapkan siswa. Agar alunan yang wajar dari rangkaian bidikan kita bisa terangkai
f.        Membantu terciptanya alunan tadi. Sudut bidik yang berlawanan arah menciptakan kesinambungan bidikan yang sangat berharga. Demikian pula bidikan-bidikan berdasarkan arah pandangan
g.        Membidik satu objek dengan durasi yang panjang sangat tidak disarankan. Menunjukkan hal-hal yang penting saja agar menarik. Untuk menggabungkannya, manfaatkan fasilitas fade in/out yang terdapat pada hampir semua perangkat handycam.
h.       Untuk memberikankesan yang meyakinkan bidikan-bidikan tersebut perlu dipertahankan paling tidak selama tiga detik supaya siswa dapt menangkap atau menghayati suatu adegan .

4.       Kelebihan Video Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran.
Video/film termasuk dalam kategori motion media yang mempunyai beberapa kelebihan daripada media-media pendidikan yang lain seperti media cetak. Kelebihan-kelebihan yang terdapat pada video film menyebabkan video/film sesuai digunakan untuk tujuan pembelajaran, diantara kelebihan itu adalah :
a.       Unsur multimedia.
Menurut Romiszowski (1998), video/film adalah satu media pengajaran yang cukup berkesan untuk digunakan dalam pembelajaran karena video/film menggabungkan secara baik unsur multi media seperti audio, visual, gerak, warna dan kesan tiga dimensi. Muhammad Hasan (2000) mengakui kelebihan video/film, dimana penggunaan unsur-unsur gerak, bunyi, warna, dan cahaya menjadi video/film dapat secara langsung menarik minat siswa dan seterusnya mendorong pembelajaran siswa. Unsur-unsur dramatik dan kegiatan yang terdapat dalam video/film berupaya meningkatkan kesan pasa proses pengajaran dan pembelajaran (Norton dan Wiburg 2003).
b.       Manipulasi perspektif ruang, masa dan ukuran.
Penggunaan video dapat memanipulasi ruang. Suatu fenomena dapat ditunjukkan dengan perspektif yang berbeda secara mikrocosmis atau makrocosmis. Contohnya, siswa ditunjukkan visual secara mikrocosmis bagaimana seekor nyamuk menghisap darahmanusia secara close-up. Atau secara makrocosmis seperti gerak bus yang semakin menjauh. Yusuf (1997) menyatakan bahwa video/film mempunyai kelebihan dari manipulasi masa, dimana guru dapat melakukan perubahan kepada masa dengan menggunakan teknik-teknik seperti gerak perlahan , gerak cepat, bingkai demi bingkai, penyerapan dan ulang tayang. Video turut memampatkan, mempercepat atau meregangkan masa dengan teknik-teknik seperti penyerapan, pemfokussan atau digelapkan dan sebagainya. dalam realitas kehidupan banyak perkara yang memakan masa yang agak lama seperti pembangunan jembatan, penghasilan sebuah kereta atau proses percambahan biji hingga jadi pohon. Melalui video/film, perkembangan dapat ditunjukkan dan para siswa dapat mempelajari tentang proses-proses tersebut dalam waktu yang singkat.

c.        Penyampaian Pesan Pengajaran.
Sebagai satu media komunikasi video/film dapat digunakan sebagai satu cara penyampaian pelajaran. Naim (1995) berpendapat sebgai satu media komunikasi, video/film dapat menyampaikan secara terperinci dan konkrit pesan-pesan pendidikan seperti pembelajaran isi kandungan kurikulum serta pembentukan sikap dan tingkah laku siswa. Disamping itu, video/film dapat digunakan untuk menonjolkan relitas kehidupan, dan membangkitkan emosi dan perasaan. Menurut Amla et al. (2000), video/film dilihat sebagai satu media yang dinamis yang dapat merangsang umpan balik luar dan dalam yang kadang-kadang memengaruhi psikologi seseorang. Selain itu video/film bisa digunakan untuk menyampaikan pesan pendidikan berkaitan moral pemimpin dan sikap pemimpin.

d.       Memudahkan Pembelajaran Dan Pencapaian Objektif Pengajaran.
Video/film dapat membantu guru menerangkan tentang sesuatu konsep yang abstrak atau sukar untuk diterangkan. Video/film dapat membawa masalah sebenarnya ke dalam tempat yang sama dengan perkara yang telah berlalu atau yang sedang terjadi tanpa batasan waktu, jarak dan tempat. Video dapat meningkatkan pemahaman pelajar, menghindari salah penafsiran dan memudahkan pembelajaran.
Menurut Naim (1990), karena video dapat menempati keperluan “mendekatkankan yang jauh, menjauhkan yang dekat, memperlihatkan yang tidak terlihat, mengecilkan yang besar, membesarkan yang kecil, memperlihatkan yang telah berlalu dan memvisualkan futuristik”, video film dapat dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencpai pembelajaran yang objektif. Sebagi contoh, guru bisa membawa masuk keadaan negara asing ke dalam kelas, menunjukkan pertumbuhan biji, menunjukkan ikan paus dilautan, dan menunjukkan struktur amuba atau kuman. Video film yang direka bentuk dan digunakan secara sistematis juga dapat merangsang daya imajinasi dan penglihatan pelajar.
Fatawi (2000) menyatakan berbagai video/film dan tayangan televisi seperti drama, dokumentasi, iklan hiburan, majalah dan sebagainya dapat digunakan untuk mencapai objektif pengajaran tertentu. Bentuk drama misalnya dapat digunakan untuk perubahan sikap, pandangan dan emosi. Bentuk iklan dapat dieksploitasikan untuk menanam nilai-nilai murni dan sebagainya. bentuk dokumentari atau rencana dapat digunkan untuk pemahaan dunia dan budaya suatu masyarakat.

Penggunaan video film tertentu dapat diulang tayang dan dilihat berkali-kali untuk membantu meningkatkan daya ingat dan kemahiran.
Video/film tetentu dapat merangsang umpan balik/respon, interaksi dan penyertaan pelajar terhadap apa yang dipaparkan, secara psikomotorik atau afektif. Rrangsangan ini bisa menjadi pendukung terhadap kesan pembelajaran ke arah objektif yang diinginkan. Penyertaan aktif siswa dalam perkara yang dipelajari adalah penting dalam pengajaran dan pembelajaran (Abdul Malik, 1995).

e.        Meningkatkan berbagai kemahiran dan pengalaman belajar.
Fideo film juga dapat meningkatkan berbagai kemahiran dan pengalaman belajar. Penggunaan video/film dapat meningkatkan kemampuan literasi visual pelajar, dimana mereka dapat menginterpretasi simbol-simbol visual secara tepat dan pelajar berinteraksi dan memberi respons selaras dengan pesan-pesan yang diperoleh mereka. Balakhrisman (1994) mengatakan dari berbagai jenis sumber bahan pelajaran, umumnya video film mempunyai kesan yang lebih tinggi untuk pembelajaran yang berkaitan dengan fakta. Abdul malik (1995) juga berpendapat melalui penggunaan video film, pelajar bisa memperoleh berbagai pengalaman serta menarik minat mereka dan menjadikan pembelajaran menyenangkan. Video film juga bisa digunakan untuk mengukuhkan strategi pengajaran yang digunakan guru .


B.      BAHAN AJAR BERBANTUAN KOMPUTER
1.       Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)
Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) adalah suatu pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran, sehingga mampu memudahkan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran Computer – Assisted Instruction (CAI) atau Pembelajaran Berbantuan Komputer atau (PBK) merupakan proses mengajar yang dilakukan secara langsung yang melibatkan komputer untuk mempresentasikan bahan ajar dalam suatu model pembelajaran yang interaktif untuk memberikan dan mengendalikan lingkungan belajar secara individual pada masing-masing mahasiswa (Splittgerber dan Stirzaker,1984). Steinberg juga mendifinisikan bahwa PBK merupakan semua penerapan komputer untuk pembelajaran yang memiliki aspek individual, interaktif, dan arahan (Steinberg,1991). Terjadi komunikasi dua arah secara intensif antara mahasiswa dengan sistem komputer di dalam Pembelajaran Berbantuan Komputer yang disebut dengan Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) interaktif. 
Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah aplikasi komputer sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran terhadap proses belajar dan mengajar yang bertujuan membantu siswa dalam belajarnya bisa melalui pola interaksi dua arah melalui terminal komputer maupun multi arah yang diperluas melalui jaringan komputer (baik lokal mau pun global) dan juga diperluas fungsinya melalui interface (antar muka) multimedia (Emithu, 2010).
Istilah CAI umumnya menunjuk pada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer dimana siswa dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer menyajikan serangkaian program pengajaran kepada siswa baik berupa informasi maupun latihan dan soal-soal untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu dan siswa melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistem komputer. Materi pelajaran dapat disajikan program CAI melalui berbagai metode seperti: drill and practice, tutorial, simulasi, games, problem-solving, dan lain sebagainya (Heinich et al, 1993).

2.       Konsep
Taylor (1980) menjelaskan komputer dapat digunakan sebagai seorang tutor, sebagai suatu alat dan sebagai a Tutee. Tool sofware merupakan perangkat lunak komputer yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran untuk hampir semua bidang studi di sekolah (Simonson dan Thompson, 1994). Software ini diantaranya adalah Microsof Word, Data Base Manager, Hypermedia, Graphics Programs, dan Paket Analisis Statistik. Taksonomi komputer dalam pendidikan tinggi dapat dipilahkan secara mendasar, yakni :
a)       mengajarkan tentang komputer,
b)       mengajar dengan komputer,
c)       komputer untuk mengelola administrasi pembelajaran (Rockart dan Morton, 1975).
Meskipun Pembelajaran Berbantuan Komputer mampu meningkatkan Prestasi belajar siswa, tetapi dalam pembelajaran ini juga memerlukan seorang guru atau pengajar yang tidak dapat digantikan dengan komputer saja. Karena peran seorang guru tidak dapat digantikan dengan media komputer apapun termasuk komputer. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan komputer dan guru lebih efektif daripada pembelajaran dengan komputer saja atau guru saja (Wihardjo, 2008). Sistem perencanaan pembelajaran merupakan faktor utama untuk mengoptimalkan penggunaan komputer dalam pembelajaran semua bidang studi (Rockart dan Morton, 1975).

3.       Karakteristik PBK
a.       Karakteristik umum
Karakteristik umum adalah sifat umum yang ada di setiap model pembelajaran, sehingga masing – masing model pun selalu ada dan melekat pada karakteristik umum ini.  Beberapa hal yang terdapat pada karakteristik umum antara lain :
1)          Mengajarkan (ajaran) / pola pengetahuan. Unit-unit kecil dari sajian informasi pada layar seringkali latihan diperlukan, diikuti umpan balik langsung.
2)          Desain (rancangan) untuk menetapkan keandalan program media pengajaran.
3)          Untuk tiap pelajar, program menyediakan (memperbolehkan) perseorangan (pelajar) melangkah dan melalui beberapa cabang.
4)          Melalui penerapan dari prinsip-prinsip ilmu pengetahuan tentang belajar manusia.

b.       Karakteristik khusus
Karakteristik khusus adalah karakteristik pengajaran berbantuan komputer yang mengacu pada masing – masing model. Sehingga akan didapatkan karakteristik yang berbeda – beda pada masing – masing model pembelajaran.

4.       Jenis – jenis Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)
Ada empat jenis PBK yang digunakan sebagai metode pembelajaran,yaitu :
b.       Tutorial (Penjelasan)
Jenis PBK ini digunakan untuk menyampaikan suatu materi pengajaran. Tutorial bertujuan untuk menyampaikan atau menjelaskan materi tertentu, dimana komputer menyampaikan materi, sesuai dengan bahan yang akan diajarkan.
Dalam menyajikan materi, tutorial dapat dibedakan menjadi tutorial linier dan tutorial bercabang (Hastuti, 1997). Tutorial linier menyajikan suatu topik ke topik berikutnya sesuai urutan yang telah ditetapkan oleh pemrogram, sehingga siswa tidak dapat memilih materi pembelajaran sesuai keinginan dan kemampuannya.
Sebaliknya pada tutorial bercabang perbedaan individu diperhatikan dengan memberikan kebebasan pada siswa untuk mempelajari materi sesuai keinginan dan kemampuannya. Penyajian materi dan topik pada tutorial bercabang menyesuaikan dengan pilihan dan kemampuan siswa. Dalam hal ini, tutorial bercabang memiliki kelebihan dibanding tutorial linier, karena hal – hal sebagai berikut :
a)       Siswa dapat menentukan materi yang akan dipelajari.
b)       Pembelajaran lebih menarik, kreatif dan fleksibel.
c)       Pembelajaran lebih efektif.


Dalam beberapa hal pula, tutorial diperlukan agar membantu siswa dalam mengatasi masalah belajarnya. Biasanya dengan bantuan navigasi materi yang diajarkan, tutorial akan memudahkan siswa mempelajari bagian-bagian materi tertentu.

c.        Drill and Practice (Latihan dan Praktik)
Jenis ini digunakan untuk menguji tingkat pengetahuan siswa dan mempraktekkan pengetahuan mereka, sehingga pembuatannya disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa. Dalam hal ini, siswa bertugas menjawab soal setelah selesai menjawab seluruh soal komputer memberikan feedback, atau juga memberi feedback setelah menjawab satu soal sebelum beralih ke soal berikutnya.
Latihan dan praktik juga dapat diterapkan pada siswa yang sudah mempelajari konsep (kemampuan dasar) dengan tujuan untuk memantapkan konsep yang telah dipelajari, di mana siswa sudah siap mengingat kembali atau mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimiliki.

d.       Simulation (Simulasi)
Simulasi digunakan untuk memperagakan sesuatu (keterampilan) sehingga siswa merasa seperti berada dalam keadaan yang sebenarnya. Simulasi banyak digunakan pada pembelajaran materi yang membahayakan, sulit, atau memerlukan biaya tinggi, misalnya untuk melatih pilot pesawat terbang atau pesawat tempur.
Pada perangkat ajar simulasi siswa dihadapkan pada situasi yang mirip dengan kehidupan nyata. Intinya, dunia nyata dipresentasikan dalam bentuk model dan kemudian dengan teknik simulasi siswa dapat mempelajari kelakuan sistem.

e.        Games (Permainan)
Berdasarkan tujuan belajarnya jenis permainan dibagi menjadi dua tipe, yaitu sebagai berikut:
1.       Permainan Intrinsik (Intrinsic Games). Mempelajari aturan permainan dan keahlian dalam suatu permainan (games).
2.       Permainan Ekstrinsik (Extrinsic Games). Permainan hanya sebagai perangkat tambahan sebagai fasilitas belajar dan membangkitkan motivasi siswa.

Sabtu, 30 Maret 2013

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR



A.      Pengertian Kemampuan Dasar Mengajar
keterampilan dasar mengajar (generic teaching skill) atau keterampilan dasar teknik intruksional yaitu keterampilan yang bersifat generik atau mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap guru, terlepas dari tingkat kelas dan bidang studi yang diajarkannya. Keterampilan dasar mengajar (KDM) merupakan keterampilan yang kompleks, yang pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang jumlahnya sangat banyak.

B.        Macam – Macam Keterampilan Dasar Mengajar
Di antara keterampilan yang sangat banyak tersebut terdapat delapan KDM yang dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar, yaitu :
1.      Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.
Menurut sugeng paranto (1979: 22-24), “yang dimaksud dengan Siasat membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam seting belajar mengajar untuk menciptakan  prakondisi,sehingga perhatian serta sikap mental siswa dapat digiring atau siap serta involve pada  persoalan/kegiatan yang akan dilakukan”.
Tujuan pokok dari siasat membuka pelajaran (set induktion) adalah:
i.       Untuk menyiapkan mental siswa  agar involve atau siap memasuki persoalan / kegiatan yang akan dibicarakan /dilakukan
ii.     Untuk menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa yang mau dibicarakan/dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.

Siasat menutup pelajaran (closure) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar yang bertujuan untuk :
                                 i.            Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang baru saja dibahas/dipelajari sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang makna serta esensi dari pokok persoalan yang baru saja diperbincangkan.
                                ii.            Mengkonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok dalam pelbicaraan/pelajaran  tersebut agar  Informasi yang telah diterimanya dapat membangkitkan minat serta kemampuan pada masa-masa mendatang dalam kelanjutan proses belajar mengajar maupun penghidupannya.
                              iii.            Mengorganisasikan semua kegiatan maupun pembicaraan yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut sehingga merupakan suatu kebulatan yang berarti dalam memahami esensi bahan yang dipelajari.

2.        Keterampilan Bertanya
Selanjutnya Sugeng Paranto (1979: 4154) menyebutkan dalam proses belajar mengajar, bertanya memegang peranan penting, sebab pertanyan yang tersusun baik dengan teknik pelontaran yang tepat akan :
                                    i.            Meningkatkan partissipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar
                                  ii.            Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dibicarakan
                                 iii.            Mengembangkan pola berfikir dan cara belajar aktif dari siswa yang bersangkutan sebab berfikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya.
                                iv.            Menuntun proses siswa, sebab pertanyaan yang baik membantu jawaban yang baik.
                                  v.            Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
Bagi para guru terutama yang belum mendapatkan penataran PBM atau lulusan Universitas, faktor-faktor yang  perlu diperhatikan dalam penyampaian pertanyaan adalah :
a.     Kejelasan dan kaitan pertanyaan
Harap diusahakan agar pertanyaan yang dikemukakan itu jelas maksudnya serta nampak benar kaitannya antara jalan pikiran satu dengan yang lainnya dan usahakan tidak  diselingi oleh kata-kata sisipan yang bersifat mengganggu.

b.     Kecepatan dan selang waktu
Kecepatan menyampaikan pertanyaan itu sendiri pada umumnya guru-guru muda belum berpengalaman cenderung banyak melontarkan pertanyaan ketimbang menerima jawaban dan pertanyaan-pertanyaan diucapkan denga cepat tanpa diselingi pause.tanpa memberikan kesempatan kepada siswa unutk berfikir.
c.     Pembagian dan penunjukan
Dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa agar diperhatikan sistem distribusinya, yaitu usahakan agar pertanyaan itu didistribusikan secara merata ke seluruh ruangan kelas, hal itu berhubungan dengan sifat pemalu atau kurang berani yang ada pada siswa.siswa yang pemalu biasanya cenderung segan menampilkan jawaban secara suka rela maka sebaiknya pertanyaan itu jangan dilepas begitu saja melainkan langsung ditujukan kepada salah seorang siswa, bila yang bersangkutan tidak dapat menjawab baru pertanyaan tersebut di “Redirecting”  pada siswa lain.

Selain itu, perlu juga diperhatikan oleh guru-guru terutama guru muda agar memperhatikan teknik bertanya. Teknik bertanya ini berguna untuk meningatkan kualitas jawaban siswa. Disamping guru harus memperhatikan ketiga faktor di atas. Teknik bertanya tersebut ialah :

a.     Teknik menunggu (memberi waktu yang cukup bagi siswa unutk berfikir).
Berikan waktu sejenak 1 5 detik kepada siswa untuk berfikir dalam rangka untuk menemukan jawabannya, pemberian waktu untuk memberikan kesempatan berfikir pada siswa itu ada efek positifnya, misalnya
a)       Siswa dapat memberikan jawaban yang lebih panjang dan lengkap
b)       Jawaban siswa lebih analitis dan kreatif
c)       Siswa akan merasa lebih yakin akan jawabannya
d)       Partisipasi siswa meningkat

b.     Reinforcement
Pemakaian yang tepat teknik ini akan menimbulakan sikap yang positif bagi siswa serta meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga memungkinkan pencapaian prestasi yang tinggi.
c.     Teknik menuntun dan menggali(prompting dan probing)
Prompting dan probing question dapat digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban siswa.probing question ialah  pertanyaan yang bersifat menggali untuk mendapatkan jawaban yang lebih lanjut. Adapun Jenis pertanyaan menurut taksonomi blum yaitu :
·         Pertanyaan pengetahuan
·         Pertanyaan pemahaman
·         Pertanyaan penerapan
·         Pertanyaan analisis
·         Pertanyaan sintesis
·         Pertanyaan evaluasi

3.        Keterampilan Memberi Penguatan
Keterampilan dasar mengajar lainnya yaitu keterampilan memberi penguatan (reiforcement) yaitu menurut I.G.A.K wardani dalam Teori Belajar Motivasi dan keterampilan mengajar (1994: 83). Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberikan penguatan karena “penguatan “merupakan dorongan bagi siswa untuk menigkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian. Penguatan dapat dibedakan dalam bentuk :
a.       Verbal yaitu berupa kata-kata / kalimat pujian, seperti : bagus, tepat sekali, ”saya puas dengan pekerjaanmu”.
b.       Non verbal, yaitu berupa :
1. gerak mendekati
2. Mimik dan gerakan
3. Sentuhan
4. Kegiatan yang menyenangkan
5. Token(sibol atau benda kecil).

4.        Keterampilan Mengadakan Variasi
Selanjutnya I.G.A.K wardani (1994: 83-88  dan 89-96)menyatakan, variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan dalam tujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
a.       Variasi dalam gaya mengajar dapat di lakukan dalam berbagai cara seperti :
                                             i.            Variasi suara :rendah, tinggi,besar, kecil
                                            ii.            Memusatkan perhatian
                                          iii.            Membuat kesenyapan sejenak
                                          iv.            Mengadakan kontak pandang
                                           v.            Variasi kegiatan badan dan mimic
                                          vi.            Mengubah posisi, misalnya dari depan kelas ke tengah atau ke belakang kelas.
b.     Variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran
                                             i.            Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
                                            ii.            Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
                                          iii.            Variasi alat dan bahan yang dapat dimanipulasi
c.     Variasi dalam pola interaksi dan kegiatan.
Pola interaksi dapat berbentuk : klasikal, kelompok dan perorangan sesuai dengan keperluan, sedang variasi kegiatan dapat berupa mendengarkan informasi, menelaah materi, latihan atau demonstrasi.

5.        Keterampilan Menjelaskan
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar atau pelatihan, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapt dipahami oleh siswa.sehingga keterampilan ini wajib dimiliki oleh seorang guru. Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk :
a.          Membimbing siswa memahami berbagsi konsep, hukum, prinsip, atau prosedur.
b.          Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” secara bernalar.
c.          Melibatkan siswa menghayati berbagai proses penalaran.
d.          Mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa.
e.          Menolong siswa menghayati berbagai proses penelaran.

Keterampilan menjelaskan terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:
1.       Komponen perencanaan kegiatan mencakup :
a.       Isi pesan (pokok-pokok materi) yang dipilih dan disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh
b.       hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik penerima pesan(siswa)
2.       Komponen penyajian penjelasan mencakup hal-hal berikut:
a.         Kejelasan yang dapat dicapai dengan berbagai cara ,seperti:
§  Bahasa yang jelas
§  Berbicara yang lancar
§  Mendefinisikan istilah-istilah teknis
§  Berhenti sejenak untuk melihat respon siswa
b.       Menggunakan contoh dan ilustrasi, yang dapat mengikuti pola pikir induktif atau pola pikir deduktif
c.        Pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara : penekanan suara, membuat istihsar atau mengemukakan tujuan.
d.       Balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan melihat mimik siswa atau dengan mengajukan pertanyaan

Dalam menerapkan keterampilan menjelaskan, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.       Penjelasan dapat diberikan pada awal ,tengah ataupun akhir pelajaran sesuai dengan keperluan.
2.       Penjelasan harus sesuai dengan tujuan
3.       Materi yang dijelaskan harus bermakna
4.       Penjelasan yang diberikan sesuai dengan kemampuan dan latar belakang siswa.

6.        Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kcil merupakan salah satu bentuk kegiatan belajar mengajar yang penggunaannya cukup sering dilakukan. Ciriciri diskusi kelompok kecil adalah:
1.         Melibatkan 3-9 orang peserta
2.         Berlangsung dalam interaksi tatap muka yang informal ,artinya setiap anggota dapat berkominukasi langsung dengan anggotanya.
3.         Mempunyai tujuan yang dicapai dengan kerjasama antar anggota lainnya.
4.         Berlangsung menurut proses sistematis

Diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa:
1.         Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah.
2.         Meningkatkan pemahaman terhadap masalah penting.
3.         Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
4.         Mengembangkan kemampuan berfikir dan berkomunikasi.
5.         Membina kerjasama yang sehat,kelompok yang kohesif,dan bertanggung jawab.


Komponen keterampilan yang perlu dimiliki oleh pimpinan diskusi kelompok kecil adalah sebagai berikut :
1.      Memusatkan perhatian,yang dapat dilakukan dengan cara.
a.     Merumuskan tujuan diskusi secara jelas.
b.     Merumuskan kembali masalah, jika terjadi penyimpangan.
c.     Menandai hal-hal yang tidak relevan.
d.     Merangkum hasil pembicaraan pada saat-saat tertentu.
Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara :
a.       Menguraikan kembali atau merangkum urunan pendapat peserta.
b.   Mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok tentang pendapat anggota lain.
c.        Menguraikan gagasan anggota kelompok dengan tambahan informasi.
2.       Menganalisis pandangan
    1. Meneliti apakah alasan yang dikemukakan mempunyai dasar yang kuat.
    2. Memperjelas hal-hal yang disepakati dan yang tidak disepakati.
3.       Menigkatkan partisipasi siswa.
a.       Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang mereka unutk berfikir.
b.       Memberi contoh pada saat yang tepat.
c.        Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.


4.       Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
a.       Memancin pendapat peserta yang enggan berpartisipasi.
b.       Memberikan kesempatan pertama pada peserta yang enggan berpartisipasi.
c.        Mencegah secara bijaksana peserta yang suka memonopoli pembicaraan.
d.       Mendorong mahasiswa unutk mengomentari pendapat temannya.
e.        Meminta pendapat siswa jika terjadi jalan buntu.

6.   Menutup diskusi
a.   Merangkum hasil diskusi
b.   Memberikan gambaran tidak lanjut
c.   Mengajak para siswa menilai proses diskusi yang telah berlangsung.
                Dalam melakukan diskusi perlu diperhatikan hal-hal berikut :
1.       Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka.
2.       Diskusi yang efektif selalu didahului oleh perencanaan yang matang yang mencakup :
·       Topik yang sesuai
·       Persiapan informasi pendahuluan
·       Menyiapkan diri sebagai pimpinan diskusi
·       Pembentukan kelompok diskusi
·       Pengaturan tempat duduk yang memungkinkan semua anggota kelompok bertatap muka.


7.        Keterampilan Mengelola Kelas
1.         Pengertian dan tujuan
Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang serasi dan efektif.
Guru perlu menguasai keterampilan ini agar dapat :
a.       Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab indbidu Maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktifitas yang sedang berlangsung.
b.       Menyadari kebutuhan siswa
c.        Memberikan respon yang efektif terhadap perilaku siswa

2.         Komponen keterampilan
a.Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal dapat dilakukan dengan cara berikut:
·         Menunjukkan sikap tanggap dengan cara memandang secara seksama mendekati,memberikan pertanyaan atau memberi reaksi terehadap gangguan dalam kelas
·         Membagi perhatian secara visual dan vebal
·         Memusatkan perhatian kelompok dengan cara menyiapkan  siswa dan menuntut tanggung jawab siswa
·         Membari petunjuk-petunjuk yang jelas
·         Menegur dengan bijaksana, yaitu secara jelas dan tegas bukan berupa ocehan,serta membuat aturan
·         Memberikan penguatan bila perlu

b.         Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap respon negatif siswa yang berkelanjutan. Untuk mengatasi hal ini guru dapat menggunakan 3 jenis strategi yaitu :  
i.         Modifikasi tingkah laku.
Dalam strategi ini terdapat 3 hal pokok yang harus dikuasai guru yaitu:
·         Mengajar tingkah laku baru yang diinginkan dengan cara memberi contoh dan bimbingan;
·         Menigkatkan munculnya tingkahlaku siswa yang baik dengan memberikan penguatan;
·         Menguragi munculnya tingkah laku yang kurang baik dengan memberi hukuman;
·         Ketiga hal tersebut harus dilakukan oleh guru dengan catatan bahwa;
·         Pelaksanaan dilakukan setelah perilaku terjadi;
·         Hukuman harus diberikan secara pribadi dan sendiri, hanya jika diperlukan.

ii.        Pengelompokan proses kelompok.
Dalam strategi ini kelompok dimanfaatkan untuk memecahkan masalah-masalah pengelolaan kelas yang muncul, terutama melalui diskusi dua hal yang perlu dilakukan guru adalah:
·         Memperlancar tugas tugas dengan cara mengusahakan terjadinya kerjasama dan memantapkan standar serta prosedur kerja.
·         Memelihara kegiatan kelompok, dengan cara memelihara dan memulihkan semangat, menangani konflik yang timbul, serta memperkecil masalah yang timbul.

iii.      Menemukan dan mengatasi tingah laku yang bermasalah.
Dalam strategi ini perlu ditekankan bahwa setiap tingkah laku yang keliru merupakan gejala dapat suatu sebab, untuk mengatasinya ada berbagai teknik yang dapat diterapakan adalah:
·         Pengabaian yang direncanakan;
·         Campur tangan dengan isyarat;
·         Mengawasi dari dekat;
·         Mengakui perasaan negatif siswa;
·         Mendorong kesadaran siswa untuk mengungkapakan permasalahannya;
·         Menjauhkan benda benda yang bersifat mengganggu;
·         Menyusun kembali program belajar;
·         Menghilangkan ketegangan dengan humor;
·         Menghilangkan penyebab gangguan;
·         Pengekangan secara fisik;
·         Pengasihan.

3.         Prinsip Penggunaan
Ada 6 prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola kelas :
Kehangatan dan keantusiasan dalam mengajar yang dapat menciptakan iklim kelas yang menyenangkan.
·         Menggunakan kata kata atau tindakan yang dapat menantang siswa untuk berfikir
·         Menggunakan berbagai variasi yang dapat menghilangkan kebosanan.
·         Keluesan guru/dosen dalam pelaksanaan tugas
·         Penekanan hal-hal yang bersifap positif
·         Penanaman disiplin diri sendiri.
Selanjutnya dalam mengelola kelas guru hendaknya menghindari hal-hal berikut.
·         Campur tangan yang berlebihan;
·         Penghentian suatu pembicaraan karena ketidak siapan guru;
·         Ketidak pastian memulai dan mengakhiri pelajaran;
·         Penyimpangan,terutama yang berkaitan dengan disiplin diri.
·         Bertele-tele;
·         Pengulangan penjelasan yang tidak diperlukan.
8.        Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam konteks pengajaran klasikal.di dalam kelas, seorang guru mungkin menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan. Peranan seorang guru dalam hal ini yaitu :
Ø  Organisator kegiatan belajar mengajar
Ø  Sumber informasi bagi siswa
Ø  Pendorong bagi siswa untuk belajar
Ø  Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa.
Ø  Pendiagnosa dan pemberi bantuan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan.
Ø  Peserta kegiatan yang punya hak dan kewajiban seperti peserta lainya.

Komponen keterampilan Pengajaran kelompok kecil dan perorangan masing-masing memerlukan keterampilan yang berkaitan dengan penanganan siswa dan penanganan tugas ada 4 kelompok keterampilan yang perlu dikuasai oleh guru yaitu:
a.       Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, yang dapat ditunjukkan dengan cara :
1.     Kehangatan dan kepekaan siswa
2.     Berperan sebagai penasehat
3.     Membantu siswa menilai kemajuan sendiri.



b.       Prinsip penggunaan
                                        i.     Variasi pengorganisasian kelas besar,kelompok, perorangan disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, kemampuan siswa ketersediaan fasilitas,  waktu serta kemampuan.
                                      ii.     Tidak semua topik  dapat dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil dan perorangan. Informasi umum sebaiknya disampaikan secara klasikal.
                                     iii.     Pengajaran kelompok kecil yang efektif  selalu diakhiri dengan suatu kulminasi berupa rangkuman, pemantapan, kesepakatan, laporan dan sebagainya.
                                    iv.     Guru perlu mengenal siswa secara perorangan (individual) agar dapat mengatur kondisi belajar yang tepat.
                                      v.     Dalam kegiatan belajar perorangan ,siswa dapat bekerja secara bebas dengan bahan yang disiapkan.

Keberhasilan studi siswa dipangaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari dalam dan luar mahasiswa. Faktor luar misalnya fasilitas belajar, cara mengajar guru, sistem pemberian umpan balik dan sebagainya. Faktor faktor dari dalam siswa mencakup kecerdasan, strategi belajar motifasi dan sebainya.