Selasa, 22 Januari 2013

Metode dan Strategi Pembelajaran



A.   Metode Demonstrasi
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Keunggulan  metode demonstrasi :

a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.

Kelemahan metode demonstrasi :

a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

    a.Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
3) Lakukan uji coba demonstrasi.

   b. Tahap Pelaksanaan

1) Langkah pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.

2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.

a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3) Langkah mengakhiri demonstrasi.

Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.

B.   Metode Drilling
Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode Drill.
1. Latihan, wajar digunakan untuk hal-hal yang bersifat motorik, seperti menulis
permainan, pembuatan, dan lain-lain.
2. Untuk melatih kecakapan mental, misalnya perhitungan penggunaan rumus-
rumus, dan lain-lain.
3. Untuk melatih hubungan, tanggapan, seperti penggunaan bahasa, grafik, simbul
     peta, dan lain-lain.

Prinsip-prinsip metode drilling, yaitu :

  1. Waktu yang digunakan dalam latihan siap (drill) cukup tersedia
  2. Latihan siap (drill) hendaklah disesuaikan dengan taraf kemampuan dan perkembangan siswa anak didik
  3. Latihan siap (drill) memiliki daya tarik dan merangsang siswa untukbelajar dan berlatih secara sungguh-sungguh
  4. Dalam latihan tersebut pertama diutamakan ketepatan kemudian kecepatan, akhirnya kedua-duanya
  5. Pada waktu latihan harus diutamakan yang esensial
  6. Latihan dapat memenuhi perbedaan kemampuan dan kecakapan individu siswa
  7. Dapat menyelingi latihan, sehingga tidak membosankan
Kebaikan metode latihan siap (drill)
  1. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
  2. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar.
  3. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinyu dan disiplin diri, melatih diri, belajar mandiri.
  4. Pada pelajarana gama dengan melalui metode latihan siap ini anak didik menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk belajar.
Kekurangan metode latihan siap terletak pada :
  1. Dapat menjadi pembakat dan inisiatif siswa sebab melalui cara/metode ini, ini berarti para siswa dibawah kepada konformitas dan diarahkan kepada uniformitas
  2. Siswa dapat statis dalam penyesuaian dengan situasi lingkungan yang terpaku dalam petunjuk-petunjuk praktis tertentu, serta insiatif siswa untuk mengembangkan sesuatu yang baru menjadi terikat. Hal ini berarti bertentangan dengan prinsip-prinsip teori belajar
  3. Membentuk kebiasaan yang kaku yang bersifat mekanis dan rutinitas. Kurang memperhatikan aspek intelektual anak didik
  4. Pengajaran cenderung bersifat verbalisme
  5. Dalam pelaksanaanya metode ini memakan waktu/proses yang cukup banyak/ lama

C.   Metode Problem Solving
Metode problem solving adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
Metode problem solving adalah salah satu metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan proses pembelajaran. Metode problem solving ini merupakan metode mengajar untuk menstimulasi peserta didik dalam berpikir yang dimulai dan mencari data sampai merumuskan kesimpulan, sehingga dengan metode problem solving ini peserta didik dapat memberi makna apa yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah metode problem solving.

1) Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
2) Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
5) Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Adapun keunggulan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  2. Berpikir dan bertindak kreatif.
  3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
  4. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  6. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Kelemahan metode problem solving sebagai berikut:
  1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misal terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
  2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Kamis, 17 Januari 2013

KONSEP DASAR SUMBER DAYA PEMBELAJARAN ( SDP )


A.      Sumber Daya Pembelajaran.
Sumber daya pembelajaran  merupakan beberapa usaha yang dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
contohnya : mengoptimalkan kinerja guru dengan pelatihan atau penataran kepada guru

Jenis-jenis  Sumber Pembelajaran dan Pemanfaatannya
a.    Sumber pembelajaran berdasarkan sifat dasarnya
1.      Sumber insani (guru, satrawan, tokoh masyarakat, tutor sebaya dsb).
2.      Sumber noninsani (buku, majalah, surat kabar, radio tv, internet dsb)
b.    Sumber Pembelajaran Berdasarkan  Segi Pengembangannya
1.   Learning sources by design : sumber pembelajaran  yang dirancang/disengaja dipergunakan untuk kepeerluan pengajaran yang telah diseleksi.
2.   Learning sources by utilitarian: sumber pembelajaran yang ada di sekeliling sekolah  yang dimanfaatkan  untuk memudahkan siswa yang sedang belajar / sifatnya insidentik
3.   Jenis Sumber Pembelajaran Menurut Association of Education Communication Technologi (AECT).
1.   Pesan/ Message : iinformasi yang diteruskan oleh  komponen lain dalam bentuk gagsan, fakta, arti dan data.termasuk disini bahan pelajaran  yang dituangkan dalam buku/wacana.
2.   People/ orang nara sumber : manusia yg bertindak sbg penyimpan, penglah dan penyaji pesan.
3.  Materials/bahan : Perangkat lunak yang mengandung pesan  untuk disajikan  melalui penggunaan alat/perangkat keras  ataupun dirinya sendiri (tranparansi, slide, film, audio, vidio, modul, majalah, buku dan sebagainya.
4.    Device/ alat ; sesuatu perangkat keras  yang digunakan untuk menyempaikan  pesan yang tersimpan dalam bahan (OHP, tape recorder, pesawat radio,  dsb.
5.      Technique/ teknik: prosedure/ acuan yang dipersiapkan untuk penggunaan bahan peralatan, orang, lingkungan untuk menyampaikan pesan.
Ø  Setting / lingkungan : situasi/suasana sekitar dimana pesan disampaikan.
lingkungan Fisik (ruang kelas, gedung sek. Perpus, lab, tman, lap).
Ø non fisik (iklim belajar, tenang, ramai, lelah, dsb).
6.    Beberapa Acuan untuk Memilih Menggunakan Sumber Pembelajaran.
a.       Penggunaan itu dalam rangka memotivasi belajar Bahasa Indonesia.
b.      Pengunaan itu dalam rangka mendukung pencapaian kompetensi siswa.
c.     Penggunaan itu dalam rangka mendukung program pengajaran yg melibatkan  aktivitas penelitian bahasa Indonesia.
d.      Penggunaan itu dapat membantu memecahkan masalah
7.    Prinsip-prinsip Pengadaan Sumber Pembelajaran.
a.       Ekonomis/ menyangkut dana pembiayaan.
b.  Adanya teknisi yang dapat mengoperasikan  alat tertentu yg dijadikan sumber pembelajaran.
c.       Praktis dan sederhana, mudah mengoperasikan dan terjangkau.
d.      4.Fleksibel, mudah dikembangkan, tidak kaku.
e.       Relevan dengan materi dan kompetensi yang hendak dicapai siswa.
f.       Efesiensi, tepat dan mudah dalam pencapaian kompetensi yg ingin dikuasai siswa.
g.      Bernilai positif bagi proses pembelajaran Bahasa Indonesia.

-contoh  memilih wacana hendaknya yang berdampak fositif seperti kekejaman perang, musibah dan sebagainya jangan tentang pembunuhan / perkosaan.

B.       Sumber Belajar
1.        Pengertian sumber belajar
·      Segala sesuatu yang mendukung terjadinya proses belajar. Termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran dan linkungan baik yang dapat  digunakan secara terpisah maupun terkombinasi, sehingga mempermudah anak didik dalam mencapai tujuan belajar atau kompetensi yang harus di capainya. (AECT)
·      Segala sesuatu yang secara fungsional dapat dimanfaatkan dan digunakan untuk menunjang, memelihara dan memperkaya proses pembelajaran. Dapat berupa benda nyata, model, media cetak, media audio visual, keadaan sekitar, proses, prosedur, dan sebagainya.

2.        Fungsi Sumber Belajar
Fungsi utama : untuk memperbaiki, memelihara, dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
§   Meningkatkan produktivitas pembelajaran
§   Lebih memantapkan pembelajaran
§   Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
§   Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
§   Memungkinkan belajar secara seketika
§   Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas
§   Menembus batas jam pelajaran normal
§   Mendorong dinamika dan kegiatan belajar mandiri siswa
§   Memilihara iklim dalam akademis pembelajaran
§   Mengatasi keterbatasan guru
§   Memperluas pemahaman dan wawasan siswa
§   Antisipatif dan proaktif terhadap perkembagan

3.        Persamaan Sumber Belajar dan Sumber Daya Pembelajaran
·           Sama-sama di gunakan untuk proses pembelajaran
·           Sama-sama untuk meningkatkan pembelajaran
·           Sama-sama sarana dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran

4.        Perbedaaan Sumber Belajar dan Sumber Daya Pembelajaran
 ·       Sumber belajar : merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran guna memperlancar proses belajar yang menciptakan kondisi belajar agar optimal untuk meningkatkan efektivitas  dan efesiensi proses pembelajaran.
contohnya : seorang guru yang menyampaikan materi pelajaran
Segala sesuatu yang dapat di jadikan sebagai sumber belajar.
 ·   Sumber daya pembelajaran : merupakan beberapa usaha yang dilakukan untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran.
contohnya : mengoptimalkan kinerja guru dengan pelatihan atau penataran kepada guru.

5.        Jenis Sumber Belajar
Secara umum sumber belajar dapat dikategorikan ke dalam 6 jenis, yaitu :
  • Pesan => informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain berbentuk ide, fakta, pengertian, dan data.
  • Orang => orang yang menyimpan informasi tidak termasuk yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar
  • Bahan => sesuatu, bisa di sebut software yang mengandung pesan untuk di sajikan melalui pemakaian alat
  • Peralatan => sesuatu, bisa di sebut hardware yang menyalurkan pesan untuk disajikan  yang ada di dalam software
  • Teknik/ metode => prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi dan orang yang menyampaikan pesan
  •  Lingkungan => situasi sekitar di mana pesan disampaikan
6.        Kriteria Memilih Sumber Belajar
       a.       Kriteria umum
Merupakan ukuran dasar dalam memilih sumber belajar diantaranya :
  •  Ekonomis dalam pengertian murah, tidak terpatok pada harga yang selalu rendah, tapi dapat juga pemanfaatanya dalam jangka panjang
  •  Praktis dan sederhan tidak memrlukan pelayanan samping yang sulit dan langka
  •  Mudah diperoleh, dekat, tersedia di mana-mana dan tidak perlu diadakan dan di beli
  • Fleksibel, dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksionaldan tidak di pengaruhi oleh faktor lain
  •   Komponen-komponenya harus sesuai dengan tujuan, hal ini untuk menghindari hal-hal yang ada di luar kemampuan guru.

      b.      Kriteria berdasarkan tujuan
Beberapa kriteria memilih sumber belajar berdasrkan tujuan diantaranya adalah :
  •  Memotivasi, bertujuan membangkitkan minatmendorong partisipasi, mernagsang prtanyaan-pertanyaan, memperjelas masalah dan sebagainya
  •  Pengajaran, untuk mendukung kegiatan belajar mengajar
  •  Penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi, di analisis,  di catat secara teliti dan sebagainya
  •  Memecahkan masalah
  •  Presentasi, ditekankan sumber sebagai alat, metode, strategi penyampaian pesan
7.        Strategi Merancang Sumber Belajar
a.         Mengidentifikasi karekteristik sumber belajar yang akan di guanakan
b.        Sumber belajar yang diguanakan harus sesuaikan dengan tujuan pembelajaran
c.         Sumber belajar yang diguanakan harus sesuaikan dengan kemampuan guru
d.        Sumber belajar yang diguanakan harus sesuaikan dengan kebutuhan siswa

8.        Model Pengguanaan Sumber Belajar
a.         guru secara penuh ( total teaching )
guru harus memposisikan sumber belajar tersebut digunakan dari awal samapi akhir pembelajaran, posisi guru hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran.
b.        Sumber-sumber utama ( major resources )
Guru harus memposisikan sumber belajar tersebut diguanakan sebagai sumber utama dalam pembelajaran, posisi guru hanya memperjelas dari sumber belajar yang di guanakan
c.         Perlengkapan ( suplemen view )
Guru harus memposisikan sumber belajar itu sebagai pelengkap saja dalam pembelajaran, posisi guru lebih banyak sebagai sumber informasi

9.        Jenis-jenis Sumber Belajar
a.       Dilihat dari segi perancangannya
§   Sumber belajar yang di rancang ( learning resources by desaign ) sumber-sumber yang secara khusus di rancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem intruksional untuk memberikan fasilitas  yang terarah dan bersifat formal
§   Sumber belajar yang dimanfaatkan ( learning resources by untilization ) sumber belajar yang tidak di desaign khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaanya dapat ditemukan, diterapkan, di manfaatkan untuk pembelajaran, sumber belajar yang ada di masyarakat

C.      Perpustakaan
1.        Pengertian Perpustakaan
Perpustakaan diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual ( Sulistyo, Basuki ; 1991 ).
Ada dua unsur utama dalam perpustakaan, yaitu buku dan ruangan. Namun, di zaman sekarang, koleksi sebuah perpustakaan tidak hanya terbatas berupa buku-buku, tetapi bisa berupa film, slide, atau lainnya, yang dapat diterima di perpustakaan sebagai sumber informasi. Kemudian semua sumber informasi itu diorganisir, disusun teratur, sehingga ketika kita membutuhkan suatu informasi, kita dengan mudah dapat menemukannya.
Dengan memperhatikan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah suatu unit kerja yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang diatur secara sistematis dan dapat digunakan oleh pemakainya sebagai sumber informasi. ( Sugiyanto )
Perpustakaan adalah fasilitas atau tempat menyediakan sarana bahan bacaan. Tujuan dari perpustakaan sendiri, khususnya perpustakaan perguruan tinggi adalah memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Wiranto dkk,1997).
Namun, saat ini pengertian tradisional dan paradigma lama mulai tergeser seiring perkembangan berbagai jenis perpustakaan, variasi koleksi dalam berbagai format memungkinkan perpustakaan secara fisik tidak lagi berupa gedung penyimpanan koleksi buku.
Banyak kalangan terfokus untuk memandang perpustakaan sebagai sistem, tidak lagi menggunakan pendekatan fisik. Sebagai sebuah sistem perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintergrasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung berjalannya fungsi – fungsi perpustakaan.
Perkembangannya menempatkan perpustakaan menjadi sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Dari istilah pustaka, berkembang istilah pustakawan, kepustakaan, ilmu perpustakaan, dan kepustakawanan yang akan dijelaskan sebagai berikut :
  1.  Pustakawan : Orang yang bekerja pada lembaga – lembaga perpustakaan atau yang sejenis dan memiliki pendidikan perpustakaan secara formal.
  2.  Kepustakaan : Bahan – bahan yang menjadi acuan atau bacaaan dalam menghasilkan atau menyusun tulisan baik berupa artikel, karangan, buku, laporan, dan sejenisnya.
  3.  Ilmu Perpustakaan : Bidang ilmu yang mempelajari dan mengkaji hal – hal yang berkaitan dengan perpustakaan baik dari segi organisasi koleksi, penyebaran dan pelestarian ilmu pengetahuan teknologi dan budaya serta jasa- jasa lainnya kepada masyarakat, hal lain yang berkenaan dengan jasa perpustakaan dan peranan secara lebih luas.
  4.  Kepustakawanan : Hal – hal yang berkaitan dengan upaya penerapan ilmu perpustakaan dan profesi kepustakawanan.

2.        Maksud dan Tujuan Pendirian Perpustakaan
Aktifitas utama dari perpustakaan adalah menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka dan sumber informasi sumber ilmu pengetahuan lainnya. Maksud pendirian perpustakaan adalah :
Menyediakan sarana atau tempat untuk menghimpun berbagai sumber informasi untuk dikoleksi secara terus menerus, diolah dan diproses.
Sebagai sarana atau wahana untuk melestarikan hasil budaya manusia ( ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya ) melalui aktifitas pemeliharaan dan pengawetan koleksi.
Sebagai agen perubahan ( Agent of changes ) dan agen kebudayaan serta pusat informasi dan sumber belajar mengenai masa lalu, sekarang, dan masa akan datang. Selain itu, juga dapat menjadi pusat penelitian, rekreasi dan aktifitas ilmiah lainnya.
Tujuan pendirian perpustakaan untuk menciptakan masyarakat terpelajar dan terdidik, terbiasa membaca, berbudaya tinggi serta mendorong terciptanya pendidikan sepanjang hayat ( Long life education )



3.        Jenis – Jenis Perpustakaan
Jenis – jenis perpustakaan yang ada dan berkembang di Indonesia menurut penyelenggaraan dan tujuannya dibedakan menjadi :
  •  Perpustakaan Digital adalah Perpustakaan yang berbasis teknologi digital atau mendapat bantuan komputer dalam seluruh aktifitas di perpustakaannya secara menyeluruh. Contohnya : Buku atau informasi dalam format electiric book, piringan, pita magnetik, CD atau DVD rom.
  •  Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, selanjutnya disebut Perpustakaan Nasional, adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang berkedudukan di Ibukota Negara.
  •  Perpustakaan Provinsi adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah provinsi serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat.
  •  Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.
  •  Perpustakaan Umum : Perpustakaan yang ada di bawah lembaga yang mengawasinya.

Perpustakaan umum terbagi atas :
  1.  Perpustakaan Umum Kecamatan, adalah Perpustakaan yang berada di Kecamatan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di wilayah masing-masing.
  2. Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan adalah perpustakaan yang berada di Desa/Kelurahan sebagai cabang layanan Perpustakaan Kabupaten/Kota yang layanannya diperuntukkan bagi masyarakat di desa/kelurahan masing-masing.
  3.  Perpustakaan Khusus : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi- koleksi tokoh terkenal. Contohnya : Perpustakaan Bung Hatta.
  4.  Perpustakaan lembaga Pendidikan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga pendidikan (SD, SMP, SMA, PT, dan LSM). Contohnya : perpustakaan Universitas. Pada perpustakaan tingkat PT, perpustakaan dapat dibagi kembali menjadi dua, yaitu : perpustakaan pusat dan perpustakaan tingkat fakultas.
  5.  Perpustakaan Lembaga Keagamaan : Perpustakaan yang berada di lingkungan lembaga keagamaan. Contohnya : Perpustakaan Masjid, perpustakaan Gereja, dll.
  6.  Perpustakaan Pribadi : Perpustakaan yang diperuntukkan untuk koleksi sendiri dan dipergunakan dalam ruang lingkup yang kecil. Contohnya : Perpustakaan keluarga.

4. Peranan, Tugas, dan Fungsi Perpustakaan
      a.    Peranan Perpustakaan
            Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat menjalankan peranannya. Secara umum peran – peran yang dapat dilakukan adalah :
  •  Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi pengetahuan.
  • Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
  • Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah lainnya.
  • Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
  • Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

b.    Tugas Perpustakaan
Setiap perpustakaan memiliki kewajiban yang sudah ditentukan dan direncanakan untuk dilaksanakan. Tugas setiap jenis perpustakaan berbeda – beda sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan.

    c. Fungsi Perpustakaan
Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :
  •  Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan.
  •  Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat.
  •  Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun non formal.
  •  Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti : Novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya.
  •  Fungsi kultural, Perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktifitas, seperti : pameran, pertunjukkan, bedah buku, mendongeng, seminar, dan sebagainya.

    d.Hal-hal yang Menghambat Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perjalanan perpustakaan sekolah tidaklah semulus yang diharapkan. Ada beberapa hal yang sering menghambat fungsi perpustakaan sekolah.
Pertama, terbatasnya ruang perpustakaan di samping letaknya yang kurang strategis. Banyak perpustakaan yang hanya menempati ruang sempit, dengan tanpa memperhatikan kesehatan dan kenyamanan. Kesadaran dari pihak sekolah sebagai penyelenggara sangatlah kurang. Perpustakaan hanyalah untuk menyimpan koleksi bahan pustaka saja. Pengunjung tidak merasa nyaman membaca buku di perpustakaan, sehingga perpustakaan dipandang sebagai tempat yang kurang bermanfaat. Dengan melihat keadaan di atas sepertinya pihak sekolah kurang menyadari tentang pentingnya perpustakaan. Keberadaan perpustakaan hanyalah untuk pelengkap saja.
Kedua, keterbatasan bahan pustaka, baik dalam hal jumlah, variasi maupun kualitasnya. Keberadaan bahan-bahan pustaka yang bermutu dan bervariasi sangatlah penting. Dengan banyaknya variasi bahan pustaka, anak akan semakin senang berada di perpustakaan, kegemaran membaca dapat tumbuh dengan subur sehingga kemampuan bahasa siswa dapat berkembang baik dan dapat membantu anak dalam memahami pelajaran-pelajaran lainnya. Mengingat kemampuan bahasa merupakan kemampuan dasar yang sangat berpengaruh dalam belajar. Begitu juga jika bahan pustakanya bermutu, maka anak akan banyak memperoleh pengetahuan yang berguna dalam hidupnya. Namun, untuk mengadakan bahan pustaka yang banyak dan bervariasi dibutuhkan dana yang sangat besar, mengingat harga bahan pustaka biasanya mahal, lebih-lebih jika bahan pustaka tersebut bermutu. Namun, dari pihak sekolah sendiri sering kurang berusaha untuk menambah koleksi bahan pustaka, dengan alasan utama adalah mahalnya harga bahan pustaka. Padahal, anggaran untuk belanja bahan pustaka setiap tahunnya selalu ada, namun jumlah bahan pustaka tidak pernah bertambah.
Ketiga, terbatasnya jumlah petugas perpustakaan (pustakawan). Banyak perpustakaan sekolah yang tidak ada petugasnya, atau hanya tugas sambilan. Maksudnya, mereka bukan petugas yang hanya mengurus perpustakaan saja, sehingga sering tugas di perpustakaan jadi dikesampingkan dan perpustakaan dianggap kurang bermanfaat. Lebih-lebih bertugas di perpustakaan adalah pekerjaan yang sangat menjenuhkan, baik dalam hal pelayanan pengunjung maupun perawatan bahan pustaka yang ada, sehingga dibutuhkan suatu kesabaran yang tinggi.
Keempat, kurangnya promosi penggunaan perpustakaan menyebabkan tidak banyak siswa yang mau memanfaatkan jasa layanan perpustakaan. Anak kurang tahu tentang kegunaan perpustakaan, begitu juga dengan bahan pustakanya. Dia membutuhkan dorongan dan ajakan untuk berkunjung ke perpustakaan.